Selasa, 16 November 2010

Demi Sahabat, Aku Relakan Cintaku


"Hidup ini indah karena Cinta"

Biarlah waktu bergulir...
Menyibak semak yang menutupi..
Hingga akarnya tercabut...
Dan semua tau kenyataan itu...
Bahwa hakekatnya kucinta dia..

Demi sahabat kurelakan semua..
Apapun jua, mengalahpun baik...
Daripada kuharus menderita...
Senyum sahabatku sehalus sutera...
Tak ingin semuanya harus koyak...

Kujual semua jiwa raga ini...
Demi kebahagiaanmu dan sahabatku...
Tak usah perdulikan aku kasih...
Bahagialah bersamanya slalu...
Karna citamu adalah bahagiaku...
»»  read more

Senin, 01 November 2010

Ditolak sebelum menyatakan Cinta

Kau tau bagaimana rasanya ditolak cintanya bahkan sebelum kau menyatakan perasaan cintamu? Kau tau tidak? Mau aku ceritakan kisahku. Kisah yang membuatku menangis semalaman. Kisah yang membuatku trauma dengan satu kata itu, ya… cinta!

@@@

“Sitha, kamu gak sarapan dulu?”

“Gak Mam, aku buru-buru.” Aku cuma mengambi selembar roti tawar dan mengecup pipi mama lalu cepat-cepat menuju halaman depan.

“Pak, kuncinya mana? Aku bawa sendiri aja hari ini.” Aku menepuk pundak seorang pria dengan rambut yang sudah banyak yang memutih itu, dia Pak Dido sopir keluargaku tampak sedang mengelap kaca jendela
 mobilku, jazz merah.

Pak Dido pun merogoh saku celananya dan memberika kunci mobilku, “sudah ijin nyonya Non?”

“Udah Pak,” padahal aku lupa sih bilang mama barusan. Ah, biarin deh. Udah telat ke sekolah hari ini. Hari pertama masuk SMA dan aku gak mungkin juga kan telat. Kalau Pak Dido sih sampai aku jungkir balik juga gak bakal mau disuruh ngebut, makanya kalau udah darurat begini mending nyetir sendiri bisa nyesuain sama situasi.

Aku pun langsung masuk dan memasang seat belt, menyalakan mesin mobil dan menginjak gas membawa si merah keluar halaman rumahku yang hampir sama lebarnya dengan lapang bola di kampung-kampung.
Masih segambreng lampu merah lagi yang harus aku terobos supaya bisa sampai sekolah baruku tepat waktu. Aku sudah tidak sabar ingin menginjak gas, saying di depan sana ada petugas dengan seragam abu-abu dan peluitnya. Aku pun terpaksa ikutan menunggu kelap-kelip merah jadi hijau dulu.

@@@

Syukurlah, gak telat. Malah aku masih punya lima menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Tapi namanya juga Indonesia, hari pertama pasti buat kenalan dulu deh. Ya, You know lah Negara kita kan kental dengan adat budaya sopan santun, tatakrama dan ramah tamah-nya.
Tapi sepertinnya anak-anak di kelas sudah siap sejak beberapa menit sebelum aku dating. Malah mungkin ada yang sudah sampai kelas sebelum aku keluar dari selimut pagi ini. Saking semangatnya jadi siswa baru dengan seragam putih abu-abu tentunya.
Hanya tinggal meja di pojok dekat meja guru yang kosong. Aku pun berjalan ke sana sambil menenteng tas ku, aku setengah melempar tas dan menjatuhkan tubuhku di kursinya yang gak empuk ini. Baru beberapa detik duduk ada yang mencolek dari belakang. Aku menoleh, “sapaku duluan sambil menyambut jabatan tangannya.

“Akela, kamu?”

“Shita,” kataku tersenyum menjejerkan gigi berkawat yang baru aku pasang kemarin lusa, warna biru muda.

“Dari SMP mana?” tanya Akela lagi, sepertinya dia ada keturunan bule-bule gitu deh. Rambutnya pirang alami dan matanya hm… abu-abu.

“Kasih Bunda, kamu?” aku pun jadi memutar dudukku menghadap belakang.

“Aku dari Surabaya.”

“Oh, orang Surabaya gue kira bule?” kataku setengah tertawa. Dia membalas dengan senyuman manisnya.

Sepertinya rambutnya memang pirang asli tapi matanya itu efek softlense  setelah aku perhatikan.
Gak lama ada seorang cowok masuk ke kelas  caranya membuka pintu membuat semua mata tertuju padanya, ya aku juga. Dia langsung menuju ke bagian belakang masih ada satu bangku kosong tepat di belakang. Matanya hanya menatap lurus tanpa sedikit pun menoleh kiri kanan atau belakangnya. Mataku tak berhenti mengikuti gerakkan tubuhnya.
Siapa dia? Hatiku bertanya kecil

@@@

Harusnya sih aku belum bisa dapat SIM ya, tapi sekarang apa sih yang gak bisa asal ada uang uanga uang. J jadi karena aku suka bandel bawa kabur mobil Papa, papa pun ngebeliin aku satu mobil dan membuatkan SIM tembak buatku. Aku memang harus berterimakasih pada Tuhan yang udah ngasih seseuatunya serba berlebihan buatku. Keluarga yang nyaris gak pernah ada masalah keluarga, aku anak tunggal direktur utama perusahan plastic, dan mamaku Ibu rumah tangga yang selalu memasangkan dasi saat suaminya akan berangkat ke kantor. Mungkin benar orang bilang tak ada yang sempurna. Tapi Ah, pokoknya hidupku ini bisa dibilang hampir sempurna. Hanya satu, aku ingin berkenalan dengan yang namanya cinta. Seringkali iri dengan teman-teman yang menceritakan satu kata itu, cinta.

@@@

“Kenapa Tha? Kok belum pulang, nunggu jemputan?” Akela membuka kaca jendela mobilnya yang berhenti tepat di sampingku.

“Ya, nih Pak Dido mana tau deh. Huh sebel, kan enakan bawa mobil sendiri. Ini sekolah jadul banget sih masa siswanya gak boleh bawa mobil sendiri?” kataku mulai ngomel sendiri.

“Ahaha… aku temenin deh,” Akela turun dari mobilnya dan menghampiriku setelah entah bilang apa dulu pada sopirnya sampai si sopir kembali ke parkiran.

“eh, gak usah kali. Lo balik aja duluan.” Aku memamerkan lagi gigi berkawatku.

“Gak pa-pa,” katanya menepuk pundakku pelan. Dia memang teman yang baik. Ya, aku tahu sejak pertama ketemu dengannya.

Ponsel di saku kemejaku bergetar, “Hallo?” kataku setelah menekan tombol dial.

“Non, saya ndak bisa jemput. Tiba-tiba mobilnya ngadat Non. Jadi Bapak minta saya ke bengkel, dan sepertinya lama.” SUara Pak Dido di seberang sana.

“Ah ya udah deh, aku naik taksi.” Aku pun menutup ponsel slideku dan kembali memasukkannya ke saku.

“Sial deh, gak dijekmput,” kataku melipat muka jadi empat.

“Yah, gimana dong? Kamu mau nebeng?”

“Eh, rumah kita kan gak searah.” Kataku sambil menggaruk kepala yang gak gatal. Gak mau ngerepotin Akela deh.

Tapi, di saat yang gak berselang lama, sebuah motor sport hitam melintas di depan kami. Akela pun melambaikan tangannya. Dan yang punya motor dan motor hitamnya berhenti di depan kamu, kaca helmnya dibuka.

“Eh dia kan, anak yang duduk di bangku belakang.” Aku bergumam pelan, sepertinya Akela gak dengar.

“Lo bareng Ziyo aja?” Akela tampak sudah kenal dengan Ziyo padahal kami baru sekelas seminggu ini. Ya
 Akela anaknya memang ramah dan gampang akrab dengan siapa pun.

“Eh tapi,” aku menatap sebentar ke Ziyo, ya aku saja baru tahu namanya.

“Kalau mau naik taksi harus ke depan dulu, ke depannya kalau gak naik ojek jalan kaki jauh. Kalau mau dari sini naik angkot tapi kan emang enak naik angkot?” Akela tampak membujukku.

“Hm…” aku mengetukkan jari di ujung hidung.

“TApi gak ada helm cadangan, dan paling Cuma bisa bareng sampai pertigaan, di sana banyak taksi.” Kata Ziyo dari balik helmnya. Aku pun mengangguk dan langsung duduk di belakangnya. Rasanya tanganku sudah sangat gatal saat motor mulai melaju, gatal ingin melingkar di pinggangnya. Cuma hatiku terus-terusan berteriak bilang, jangan!

@@@

Ah, rasanya seperti mimpi di siang bolong. Sudah satu minggu aku selalu memperhatikan bangku belakang itu. Dan siapa tau kalau akhirnya bisa satu motor dengannya. Akela aku harus berterimaksih padamu. Seharian sehabis pulang sekolah tadi rasanya mulutku tak bisa di stop untuk berhenti senyum-senyum.

@@@

Iseng-iseng nanya ke Akela nomer teleponnya Ziyo dan taraa… dapet deh J gak buang waktu aku pun langsung menghubunginya. Awalnya dia gak tau siapa aku, harus dijelasin detail dulu baru ngeh. Aku pun ngucapin makasih karena beberapa hari dulu dia sempet jadi ojek dadakanku. Tapi sikapnya kalau di sekolah biasa aja gak ada sedikit pun respon. Kalau pun nyapa harus aku duluan yang nyapa. Tapi itu mungkin yang bikin aku jadi pensaraan sama dia.
Walau pun sampai detik ini aku belum nemuin something yang bikin aku betah lama-lama ngeliatin dia. Matanya? Biasa aja, cakep, hm… juga biasa-biasa aja. Nothing special! Cuma aku masih aja penasaran gimana raut wajahnya saat tertawa ya, habis sejak melihatnya waktu hari pertama seakli pun belum pernah melihatnya senyum,

@@@

“Ngapain?” aku menepuk pundak Akela, hari minggu ini aku berkunjung ke rumahnya. Sudah dari saat jam makan siang tadi aku di sini samapai sekarang jam menunjukkan pukul tiga sore. Akela sedang berkutat dengan laptop pinknya.

“Chatting,” katanya masih serius menekuni layar laptopnya. Aku tidak begitu tertarik dan lebih suka dengan rak koleksi komiknya Akela.

“Aduh, kebelet.” Sekitar lima menit kemudian, “Aku ke toilet dulu ya Tha,” katanya tanpa mematikkan laptopnya dan buru-buru ke kamar mandi.

Satu menit dua menit, Akela lama juga, jangan-jangan dia buang air besar. Aku pun agak penasaran dengan isi laptopnya yang sekarang sudah ada di mode stand by. Aku menyentuh kursor dan menggerakkanya dan mengaktifkan lagi layar laptopnya. Layar chattingnya masih aktif. Aku pun iseng mulai menelusuri nama-nama yang online. Eh, ada id-nya Ziyo. Aku mengernyit pelan dan membuka jendela chatting dengannya.

Me : Hai…
Jujur, agak gemetar waktu mengetikkan satu kata paling sederhana itu di keyboard. Tapi gak selang dua detik saja.

Ziyo : ya

Hah… dia balas. Ak pun kembali mengetikan sesuatu. Basa-basi lainnya pun berlanjut. Rasanya udah cukup lama tapi Akela belum dating juga aku pun meneruskan chattingku saat merasa dia lebih ramah di dunia maya. Ada yang mau aku tanyakan.

Me : Boleh nanya?

Ziyo : apa?

Me : hm… lo kenal Sitha?

 Ya, aku chatting sebagai Akela barusan.

Ziyo : kenapa? Temen lo kan?

Me : ya, hm… menurut lo dia gimana?”

Ziyo : baik

Me : Oia, dia tuh udah lama banget jomblo.

Ziyo : terus?

Me : kok terus sih? Ya udah gak ada terusannya. Lo mau daftar jadi pacarnya

Ziyo : ahaha… ada-ada aja lo

Me : kok ketawa. Bukan tipe lo.

Ziyo : gak

Me : terus lo udah punya pacar?

Ziyo : belum

Me : ya, abisan gue suka kesian aja liat dia jomblo. Gue kira lo bisa bantu.

Ziyo : bantu apa?

Me : ngilangin status jomblonya

Ziyo : wah, sori kayaknya gue gak bisa.

Jariku pun mendadak lemas dan gek bisa menari-nari di keyboard lagi. Aku langsung menutup jendela chat dengan Ziyo dan membuat laptop kembali ke stand by mode-nya. Gak lama Akela dating sambil memegangi perutnya.
“maaf lama, aku diare nih,” katanya sambil meringis. Saat itu aku Cuma mengangguk dari balik sampul komik yang aku  pegang. Padahal siapa tahu dibalik itu aku sedang berusaha keras menahan agar beda cair dalam mata tidak menetes. Aku menahan sekuat tenaga. Kalimat chat etarkhir dari Ziyo masih bergelantungan dan membuatku gak nyaman sampai detik ini. wah, sori kayaknya gue gak bisa. Kalimat itu mirip kaset yang terus-terusan di putar ulang oleh otakku. Aku mulai sesenggukkan tanpa suara di balik buku komik yang menutupi wajahku. Rasa apa ini? Seperti ada duri kecil yang banyak sekali dan meyeruak masuk ke dalam hati. Apa ini perasaan ditolak sebelum menyatakan cinta? Apa seperti ini perasaannya?

@@@

Sekarang kau sudah tahu bagaimana rasanya ditolak sebelum menyatakan perasaanmu? Itu lebih buruk dari apa pun kan? Ah, ya setidaknya buatku sekarang. Lalu apa akan ada seseorang yang kembali mengajarkan aku kalau… cinta… perasaan cinta, itu memang indah? Apa akan ada…
»»  read more

AKU

Aku adalah yang sering kalah dengan mentari saat memburu pagi. 
Aku adalah yang selalu kalah dengan bulan dan bintang saat menjaga malam. 
Aku yang sering tertidur. 
Mencoba lepas dari letih. 
Dan kau tahu aku hanya (pernah) menang dari senja. 
Ya, saat matahari mulai beringsut tak kentara ke barat sana dan saat rembulan siap menggantikan tugas matahari. Saat itu lah senja, rona jingga seolah memberi peluang, saat aku (pernah) menang, saat ku anggap itu jeda. 
Ah, aku belum terlalu lihai berkejaran dengan detak dan napas waktu. Aku juga pernah menantang kata-kata agar tak berakhir menjadi kenangan. 
Tapi lagi-lagi aku tak memenangkan pertandingan itu. 
Aku mengalah pada waktu. 
Kau tahu? Karena dia begitu pintar membingkai kata menjadi kenangan. 
Bersama angin dia tak pernah letih mengenalkanku dengan 1 kata lalu membingkainya lagi dengan kenangan, membungkusnya untuk diberikan padaku lagi. 
Baiklah aku tunggu saja di gubukku ini. 
Mau apa lagi mereka? 
Ya, aku tunggu di sini, di gubukku. 
Mencegah angin mengacak lebih banyak dan masih menantang kata-kata, juga bertaruh untuk waktu.













»»  read more

Jumat, 15 Oktober 2010

Puisi

Tersenyumlah saat kau mengingatku
Karena saat itu aku sangat merindukanmu
Dan menangislah saat kau merindukanku
Karena saat itu aku tak berada di sampingmu

Tetapi, pejamkanlah mata indahmu itu
Karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu
Karena aku telah berada di hatimu untuk selamanya

Tak ada yang tersisa lagi untukku
Selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta
Mata indah yang dahulu adalah milikku
Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku

Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu
Hati, Cinta dan rinduku adalah milikmu
Cintamu takkan pernah membebaskanku
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain....?!!!
Saat sayap-sayapku telah patah karena mu

Cintamu akan tetap tinggal bersamaku
Hingga akhir hayatku dan setelah kematian
Hingga tangan Tuhan akan menyatukan kita lagi

Betapa pun hati t'lah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan
Yang tengah menghidupkan sinar redupku
Namun, tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya

Aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu
Karena mereka tak  tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku
Kau takkan pernah terganti, bagai pecahan logam, mengekalkan
Kesunyian, kesendirian, dan kesedihanku

Kini aku telah kehilanganmu




Kiriman dari seorang teman dan didedikasikan untuk Haery.
»»  read more

Senin, 11 Oktober 2010

Perbuatan Baik Tidak Pernah Sia-sia

Motivasi memberi
Al kisah ada seorang dermawan yg berkeinginan untuk berbuat kebaikan.

Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan dia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya.
Pada suatu kesempatan dia bertemu dengan seseorang maka langsung saja dia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut. Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kbr ini si dermawan hanya mengatakan” Ya Tuhan aku telah memberikan uang ke pada seorang penjahat”
Di lain waktu, dia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orng tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kpd seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata “Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada koruptor”.
Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika dia bertemu dengan seseorang dengan segera dia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang kaya raya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata. ” Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seorang yang kaya raya”.
Sekilas kita bisa menyimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang “Ceroboh” Asal saja dia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika dia  lebih teliti maka niat baik nya itu bisa lebih berguna tersalurkan kepada orang yang memang membutuhkan.
Tapi ternyata suatu niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, pun begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan.

Uang yg diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa di dunia ini masih ada orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha. Sementara sang koroptor, uang cuma-cuma yg diterimanya ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan, dia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Dia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah. Sementara itu pemberian yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini dia adalah seorang yg kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhananya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.

Sahabat, tak akan ada yang berakhir dengan sia-sia terhadap sutau kebaikan. Karena kebaikan akan berakhir pula dengan kebaikan. Hidup ini bukanlah soal berapa banyak yang bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yang bisa kita berikan.

Rangga Prayuda
<rangga_prayuda@yahoo.co.id>
»»  read more

Nilai Sebuah Kegagalan

kesuksesan

Bagi banyak orang kegagalan adalah sesuatu yg buruk. Apakah betul begitu? Untuk pikiran yang dangkal, hal itu memang betul. Namun apabila kita memikirkannya lebih dalam lagi, kegagalan tidak selamanya merupakan bencana. Bisa jadi, dengan kegagalan Tuhan mengingatkan kita bahwa kapasitas kita belum cukup untuk menerima kesuksesan. Barangkali Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari, yang mana kalau kita sukses padahal kemampuan kita masih dangkal, kita akan terjatuh lebih dalam lagi. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli investasi dari Amerika bahwa ‘orang bodoh dengan uang banyak adalah suatu fenomena yang sangat menarik’. Apakah yang akan terjadi bila orang bodoh tiba-tiba mendapatkan uang banyak? Jelas, dia akan menghabiskannya tanpa perhitungan hanya untuk barang-barang konsumtif dan kembali mengalami kesulitan keuangan karena kemungkinan besar barang-barang konsumtif tersebut akan dia beli dengan cara kredit. Apakah dia pantas disebut orang kaya? Jelas tidak, orang yang betul-betul kaya tahu betul apa yang akan dia perbuat dengan uangnya dan akan mengembangkannya lebih banyak lagi.
Poin utamanya adalah kesuksesan yang kita terima akan selalu sesuai dengan kapasitas diri kita. Jika kita menerima kesuksesan di luar kapasitas diri, malah kita akan jatuh lebih dalam dan gagal lebih parah. Maka dari itu, jangan terlalu mendramatisir kegagalan. Bisa jadi dengan kegagalan Tuhan menyelamatkan kita dari kegagalan yang lebih parah. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana caranya agar kita bisa berkembang secara pribadi untuk layak menjadi orang yang betul-betul sukses sehingga kesuksesan kita bisa bertahan lama dan semakin berkembang.

Ditulis oleh “Kesatria Pemikir”
»»  read more

Minggu, 03 Oktober 2010

Potret Kehidupan Anak Jalanan


potret anak jalanan 

Betapa beratnya hidup dari seorang anak jalan, mereka tidak sekolah, tidur di kolong-kolong jembatan, mencari uang di jalanan, dan makan apa adanya. Di usia yang masih sangat dini, mereka (anak jalanan) berusaha mencari nafkah sendiri agar bisa tetap bertahan dari kerasnya kehidupan yang mereka hadapi ini.

  • Apakah anda tahu, saya harus bangun jam berapa ? supaya saya dapat kardus dan botol air mineral bekas yang banyak, biar tidak rebutan sama teman-teman.
  • Apakah anda tahu kalo saya dan adik-adik saya pernah tidak makan nasi selama 3 hari ?
  • Apakah anda tahu kalo adik-adik saya sampe sekarang tidak punya akte lahir ? katanya bikin akte lahir sekarang ini "murah"nya udah ngga ketulungan.
  • Apakah anda tahu kalo ayah saya pernah berantem sama petugas tramtib hanya karena ingin mempertahankan gerobaknya ?
  • Apakah anda tahu kami mainnya dimana ? benar kata Bang Iwan bahwa "tanah lapang hanya tinggal cerita, yang nampak mata hanya para pembual saja".



"Sudah seharusnya kita bersyukur bisa hidup lebih baik, lebih nyaman dari mereka. Janganlah sombong dengan harta yang kita punya, kita juga harus membantu mereka yang sedang susah".
»»  read more

Senin, 27 September 2010

Sepenggal Kisah - Makna Kehidupan








Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" 






karangan Karen Kingsbury. Inti ceritanya kira-kira sbb :

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman-teman dan sahabat-sahabat, serta lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tersebut), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus berdo'a kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.
Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

=============================================


Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :



1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak-anak kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".

Semoga dengan membaca kisah di atas dapat menyentuh mata hati kita, menginstropeksi diri kita masing-masing, dan mengubah cara pandang kita tentang hidup, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidup dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain. Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst).

»»  read more

Kisah Tentang Kehidupan

Alkisah di suatu desa di tepi hutan tinggal seorang kakek tua dengan putra tunggalnya. Mereka hidup dari beternak kuda yang diambil susu dan dagingnya. Sang putra kerjanya sehari-hari menggembalakan beberapa ekor kuda yang mereka miliki ke padang rumput.

Suatu hari seperti biasa putranya membawa kuda-kuda merumput ke lapangan. Karena kelelahan dia tertidur di bawah sebatang pohon rimbun. Saat terbangun, dia terkejut karena dia mendapati kuda-kudanya tidak di lapangan lagi, tetapi entah hilang ke mana. Dia mencari-cari mereka, tetapi berakhir dengan sia-sia. Akhirnya, dengan langkah gontai, dia pulang ke rumah.

Berita kakek tua kehilangan kuda-kuda peliharaannya membuat gempar desa kecil tersebut. Para tetangga segera berdatangan menyatakan duka mendalam atas kemalangan yang menimpa keluarga kakek itu. Seorang tetangga sambil menenangkan kakek tua berkata, “Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Semua kudamu telah tiada. Sia-sia jerih payahmu selama ini. Sungguh malang nasibmu.”

Kakek tua terdiam sejenak, lalu menjawab, “Saya tidak merasa kemalangan, hal ini biasa saja. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga bingung dengan tanggapan kakek tua, dan merasa kasihan karena dia mungkin hanya sekedar menghibur diri. Lalu mereka semua meninggalkan keluarga kakek tua untuk memberikan kesempatan kepadanya untuk menenangkan diri.

Beberapa hari berlalu. Dan suatu pagi, terjadi kegemparan. Ternyata pada malam sebelumnya kuda-kuda kakek tua kembali lagi ke kandangnya. Dan bersama dengan mereka ikut segerombolan kuda liar dari hutan. Dalam sekejap mata kakek tua memiliki banyak kuda.

Berita ini kembali menggemparkan seisi desa. Para tetangga datang memberikan selamat atas keberuntungan ini. Semua memuji bahwa nasib kakek semakin baik di hari tuanya. Mereka berucap, “Sungguh beruntung nasibmu, Pak Tua. Sekarang kamu memiliki kuda paling banyak dan menjadi orang paling kaya di desa kita.” Kakek tua hanya menggelengkan kepala sambil menjawab, “Saya merasa biasa-biasa saja. Ini hanya sekedar satu peristiwa dalam hidup saya. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga semakin bingung dengan sikap kakek tua yang agak aneh itu. Mereka menganggapnya orang yang tidak tahu bersyukur dalam hidup.Lalu mereka meninggalkan kakek tua yang semakin membingungkan mereka itu.

Beberapa hari berlalu. Seperti biasa, putra kakek tua secara berkala mencari kayu bakar di hutan untuk keperluan memasak. Pagi-pagi putranya berangkat ke hutan, dan sesampainya di sana, mulai menebang pohon untuk mengambil batang kayunya. Karena kurang hati-hati, suatu ketika kapak yang dia ayunkan ke batang pohon meleset dan menebas kaki kanannya. Kakinya mengalami pendarahan dan luka yang parah. Dia akhirnya diselamatkan oleh penduduk desa yang kebetulan lewat.

Berita tentang kecelakaan putra kakek tua kembali menggemparkan desa. Beramai-ramai mereka datang ke rumah kakek tua untuk membesuk putranya. Mereka merasa kasihan dan berusaha menghibur kakek tua karena putranya bakal menderita cacat seumur hidup. “Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Putra satu-satumu sekarang cacat. Siapa lagi sekarang yang membantu dan menjagamu?” Kakek tua hanya diam membisu, tertegun merenung, lalu menjawab, “Bagi saya ini hal yang biasa. Demikianlah yang seharusnya terjadi. Semua ini hanya bagian dari kehidupan.”

Para tetangga semakin bingung dengan jawaban kakek tua. Kali ini mereka menganggap kakek tua ini bukan saja orang yang aneh, tetapi mungkin sudah hampir gila. Lalu, mereka tanpa banyak bicara meninggalkan kakek yang mereka anggap lain dari biasa itu.

Beberapa hari berlalu. Suatu hari desa itu kedatangan tentara kerajaan yang sedang mencari pemuda-pemuda sehat untuk diikutsertakan berperang karena kerajaan sedang diserang musuh. Semua pemuda yang sehat dari desa itu diambil paksa untuk ikut kewajiban membela kerajaan. Berhubung putra kakek tua cacat maka dia tidak ikut dibawa pergi. Maka kakek tua tetap dapat hidup tenang di masa tuanya dengan ditemani putra tunggalnya.

Cerita di atas memberikan inspirasi kepada kita tentang hakekat kehidupan. Jika Anda pernah mendengar atau membaca sebelumnya, biarlah cerita ini mengingatkan Anda kembali untuk menghayati hidup dengan cara yang baru.

Moral cerita di atas begitu sederhana. Hidup ini penuh dengan serangkaian peristiwa yang datang silih berganti. Ada yang kita sukai dan menyenangkan kita, ada yang tidak kita sukai dan mengantarkan penderitaan bagi kita. Begitulah kehidupan, dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang terkadang memberi keberuntungan, terkadang membawakemalangan. Dan dengan cara demikianlah kita memberi label atas peristiwa-peristiwa yang terjadidalam hidup.

Moral yang lain, ketika kemalangan datang menghampiri, kita tidak perlu terlalu bersedih hati. Tersenyumlah, mungkin saja keberuntungan sedang dalam perjalanan mengunjungi kita. Dan ketika keberuntungan mengetuk di pintu kehidupan, kita tidak perlu merasa senang dan bahagia berlebihan. Siapkanlah hati, mungkin saja kemalangan sedang mengintai, menunggu saat lengah untuk menerkam kita.

Kisah di atas sangat mempengaruhi cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya berharap hal yang sama terjadi terhadap Anda juga. Semoga.

Penulis adalah trainer pengembangan diri tinggal di Jakarta, dapat dihubungi di www.gimhok.com
»»  read more

Kamis, 23 September 2010

Membuat Text Bergerak

Text bergerak atau berjalan sering kali dipakai di blog untuk membuat halaman blog lebih menarik. Kode program HTML nya simpel seperi dibawah ini.





<marquee direction="up" width="100%" scrollamount="4" height="130px" align="center">

<b>Welcome To Blog Van Den Brocks </b>

</marquee> 






Kode HTML ini akan membuat tulisan bergerak dari bawah ke atas. Ganti up dengan down untuk bergerak turun, left untuk ke kiri dan right untuk gerakan kekanan. scrollamount untuk mengatur kecepatan, width dan height untuk mengatur lebar dan tinggi area text.
»»  read more

Selasa, 21 September 2010

Puisi Ulang Tahun


Rentang waktu

terkadang membuat kita lupa

bahwa kita semakin dewasa

Rentang waktu

terkadang membuat kita lupa

bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa

Rentang waktu

terkadang membuat kita sadar

bahwa kita hanya manusia

yang tak punya apa-apa

selain jasad yang tak berguna

Rentang waktu

terkadang membuat kita sadar

bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa

melainkan hati yang ada di dalam dada

dan amal jasad yang lata

Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda

tergantung dalam keadaan apa kita berada

Namun Tuhan telah berkata,

“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.

Sekular barat berkata,

“Waktu adalah dollar di dalam kantung”

Namun Hasan Al-Bana berkata,

“Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”.

Waktu…..

Alam terus menari dalam simfoninya

Waktu…..

Umur manusia didikte olehnya

Waktu….. setiap detaknya

memakukan kita di persimpangan jalan

jalan Tuhan atau jalan setan

Rentang waktu…..

semoga tak melalaikan kita

tuk terus berjalan di jalan-Nya

»»  read more

Sabtu, 18 September 2010

Apa Itu CINTA....???

Bila telapak tanganmu berkeringat,
hatimu dag dig dug,
suaramu bagaikan tersangkut di tenggorokan
itu bukan cinta, tetapi SUKA

Bila tanganmu tidak dapat berhenti
memegang dan menyentuhnya
itu bukan cinta, tetapi BIRAHI

Bila kamu menginginkannya karena tahu
ia akan selalu berada di sampingmu
itu bukan cinta, tetapi KESEPIAN

Bila kamu menerima pernyataan cintanya
karena kamu tak mau menyakiti perasaannya
itu bukan cinta, tetapi KASIHAN

Bila kamu bersedia memberikan semua
yang kamu sukai demi dia
itu bukan cinta, tetapi KEMURAHAN HATI

Bila kamu bangga dan selalu ingin
memamerkannya kepada semua orang
itu bukan cinta, tetapi KEMUJURAN

Bila kamu mengatakan kepadanya
bahwa ia adalah satu-satunya
hal yang kamu pikirkan
itu bukan cinta, tetapi GOMBAL

Kamu mencintainya….
ketika kamu menerima kesalahan dia
karena itu adalah bagian dari kepribadiannya

Ketika kamu rela memberikan hatimu,
kehidupanmu, bahkan kematianmu.
Ketika hatimu tercabik bila ia sedih,
dan berbunga bila ia bahagia.
Ketika kamu menangis untuk kepedihannya
biarpun ia cukup tegar menghadapinya.
Ketika kamu tertarik kepada orang lain,
tetapi kamu masih setia bersamanya.

Cinta adalah pengorbanan ;
mencintai berarti memberi diri
cinta adalah kematian atas egoisme dan egosentrisme

Kadang itu menyakitkan,
tetapi itulah harga yang harus dibayar
untuk sebuah cinta

Semua di atas adalah kata perumpamaan,
tapi,……
awal dari cinta adalah membiarkan orang
yang kita cintai menjadi dirinya sendiri,
dan tidak merubahnya
menjadi gambaran yang kita inginkan

Jika tidak,
kita hanya mencintai pantulan diri sendiri
yang kita temukan di dalam dia
»»  read more